Selasa, 23 Juli 2013

Wisata Edukasi

Di dalam wisata ekologis terdapat wisata edukasi, diantaranya:

1. Edukasi Kelinci
Dengan potensi alam yang mendukung, sangat cocok budidaya ternak kelinci dilakukan. Salah satu misal adanya penghijauan (rumput) yang banyak dan efisien yang bisa dikerjakan berbagai kalangan anak-anak dan ibu rumah tangga. Masyarakat Desa Semen menjadi salah satu desa yang memiliki kelompok tani ternak kelinci. Kelompok ini dinamakan “Kelompok Tani Ternak kelinci Ta’awun”. Kelinci yang dimiliki oleh beberapa masyarakat Desa Semen yaitu:
1.   Flam
Kelinci berwarna putih, kuning, coklat, abu-abu atau hitam ini dengan berat dewasa 6,5 kg dan dengan panjang telinga kurang lebih 15 cm.
2.   Rex
Termasuk jenis kelinci yang berbulu pendek tebal dan lembut dengan berat bobot tubuh dewasa 2,5 - 3,5 kg.
3.   Lokal
Terhitung jenis kelinci pertumbuhannya lambat dan ukurannya kecil dengan berat tubuh 1,5 dan 2 kg.
4.   Anggora English
Termasuk jenis kategori kelinci hias yang punya bulu panjang sekitar 6 – 8 cm setiap 3 bulan dan dengan berat tubuh dewasa 2,5 – 3 kg.
Salah satu jenis kelinci yang diternak oleh Kelompok Tani Ternak “Ta’awun” Puspa Jagad



Pakan kelinci
1.   Penghijauan
Jenis rerumputan berbentuk segar yang sebagusnya dilayuhkan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air salah satu misal: sentrong,kangkung,daun singkong,sawi,wortel,rumput sawah .
2.   Konsentrat
Untuk menyuplai kebutuhan nutrisi ternak salah satu contoh dedak jagung, polar, ampas tahu dengan kebutuhan tiap hari kurang lebih 0,2 kg.


Perkandangan
Perkandangan dalam peternakan kelinci ada berbagai persyaratan, salah satu misal:
-       Kandang berukuran 60x70x50 cm.
-       Kandang untuk baterai yang berisi 1 ekor kelinci.
-       Kandang mudah dibersihkan, teduh dengan suhu 20 – 300.

Jenis penyakit
1.   Kudis
Kudis menimbulkan gatal-gatal bagian tubuh yang terserang mula-mula dari kaki, ujung telinga, hidung dan kemudian ke seluruh tubuh. Pengobatannya menggunakan wormextin dengan ukuran 0,05 ml.
2.   Kembung/mencret
Penyebabnya udara dalam kandang lembab, angin secara langsung masuk, pergantian cuaca secara ekstrim. Penyakit ini dapat diobati dengan stop diare, medoxin dengan ukuran 0,4 ml.

Data Biologis dan Fisiologis
Berat badan                             : betina 4,5 kg jantan 5 kg
Berat lahir                                : 64 gram
Masa reproduksi                      : 2,5 tahun, mulai 6 bulan
Mulai makan zat pada t            : 18 – 23 hari
Lama bunting                           : 28 – 33 hari
Menyusui                                 : 7 – 12 hari
Sapih                                       : 2 – 3 minggu
Litter size                                 : 6 – 8 anak
Siap menghasilkan daging         : 3 – 4 bulan

2. Edukasi Anggrek
Sebagai daerah yang dikelilingi oleh bukit-bukit dan hutan hujan  tropis, Desa Semen banyak menyimpan harta karun yang tak ternilai harganya. Dimana bukit-bukit dan hutan belantara tersebut banyak menyimpan kekayaan hayati yang beraneka ragam dan berbagai jenis anggrek tumbuh. Adapun beberapa anggrek yang tumbuh antara lain :
·           Vanda Tree Colour
·           Dindrobium
·           Oncydium
·           Collygen
·           Putri yang disia-siakan
·           Ekor Tupai
·           Bulan
·           Spangius
·           Tanah Putih

Koleksi anggrek alam yang dimiliki oleh kelompok tani pemeliharaan anggrek Puspa Jagad

Beberapa jenis anggrek di atas, tumbuh subur di wilayah lereng gunung kelud di tepian Desa Semen. Hingga sampai periode tahun 2009, sudahteridentifikasi 36 spesies anggrek di wilayah tersebut. Sebuah kekayaan hayati yang tiada duanya di dunia.

Vanda Three Colour merupakan ikon Desa Semen

Anggrek Vanda Three Colour merupakan jenis spesies Jawa yang sudah mulaipunah sehingga perlu untuk dikembangkan dan dilestarikan. Keunggulan yang dimiliki terdapat pada corak dan aroma. Anggrek ini dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi dan mempunyai sifat mudah berbunga.
Dalam penyiapan sarana dan prasarana produksi, hal pertama yang dilakukan adalah penyiapan lokasi budidaya, penyiapan rumah lindung dan sarana lainnya, penyiapan media tumbuh, penyediaan plot, pemasangan penopang, serta pemilihan varietas / benih.
 Penyiapan lokasi :
1.    Ketinggihan lahan di dataran rendah sampai menengah (0-500) m dpl.
2.    Curah hujan  kurang dari 2000 mm/th, bulan basah lebih dari 200 mm.
3.    Suhu udara rata-rata 25C – 27C.
4.    Sirkulasi udara bagus
5.    Drainase bagus
6.    PH air ± 6-7
7.    Tersedia akses jalan
8.    Lokasi aman


·           Penyiapan rumah lindung dan sarana pendukung :
1.    Rumah lindung ( sinar matahari pagi sampai sore, bahan kuat dan tahan lama, tinggi 3-4 m).
2.    Rak anggrek ( tinggi ± 60-80 cm, lebar ± 100-120 cm, kokoh, permukaan bawah rak dijaga kelembabannya).
3.    Jalan kebun ( agak lebar 70-100 cm, tidak licin)
4.    Instalasi air
5.    Tempat pembuangan limbah
6.    Ruang tidak becek
·           Penyediaan media tumbuh : mudah menyerap air, tidak mudah lapuk, tidak cepat asam, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri, bersih dari lumut.
·           Penyediaan pot : diameter dan tinggi pot disesuaikan, memiliki lubang cukup, mudah didapat.
·           Pemasangan penopang : diameter disesuaikan beban, pemasangan penopang harus erat.
·           Pemilihan varietas atau benih : pilihan varietas tanaman yang unggul, keiki (anakan yang tumbuh dari bulb/batang).
Sedangkan proses produksi dimulai dari penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan, dan perlindungan tanaman. Penanaman bibit hanya pada bagian akar saja, disiram 2-3 hari,penyiraman pagi dan sore, satu minggu setelah tanam diberi vitamin B1 dengan dosis ½ dari anjuran, menghindari serangan jamur.
Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk dalam bentuk butiran lembut ke seluruh bagian tanaman, penyemprotan dengan jarak semprot sekitar 1 meter.Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan jenis anggrek, ukuran tanaman, jenis media tumbuh, jenis pot, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin. Biasanya dilakukan dua kali sehari dan minimal satu hari sekali, menghindari air tergenang disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma, pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak / terserang hama penyakit, pengontrolan dan perbaikan kondisi kebun. Perlindungan tanaman dilkukan berdasarkan prinsip pengendalian hama terpadu.

3. Edukasi Pisang Byar
Pertanian Pisang byar adalah salah satu pertanian unggulan Desa Semen. Dikatakan pisang madu karena pisang ini rasanya manis dan pada pohonnya mengeluarkan cairan seperti madu. Harga Pisang byar mencapai lebih dari Rp 40.000 sehingga pertanian Pisang Byar merupakan pertanian yang menjanjikan dan sangat membantu perekonomian masyarakat Desa Semen. Pisang Byar telah mengalahkan keunggulan  Pisang Tanduk dari Lumajang.  Sehingga Pisang Byar Desa Semen mewakili Jawa Timur untuk pelepasan varietas pisang tingkat nasional. Hasil Pisang Byar dijual dipasaran dan terjual laris di pasar.
Pisang Byar adalah jenis pisang yang menjadi unggulan di Desa Semen.

4. Edukasi Nanas
Secara umum, nanas di Desa Semen belum memilki nama varietas. Tetapi, masyarakat Desa Semen sering menyebutnya dengan nanas bogor. Dinas  Pertanian setempat masih menyelidiki varietas dari nanas Desa Semen.
a.         Bibit
Pembibitan nanas dikembangkan di Desa Semen. Caranya yaitu dengan mengambil anakan. Bibit nanas ini, hanya ada di Desa Semen.
b.        Penanaman
Penanamannya nanas di Desa Semen sama dengan yang lainnya. Perbedaanya terletak pada volume/kapasitas penanaman. Nanas di Desa Semen (Nanas bogor) satu hektare lahan hanya dapat ditanami nanas sebanyak 24.000 pohon nanas sedangkan nanas queen satu hektare lahan dapat ditanami hingga 70.0000 pohon. Tetapi nanas bogor memiliki keunggulan yaitu  pertanian nanas bogor dapat 8-10 kali panen nanas. Rata-rata dapat bertahan 5 tahun. Sedangkan untuk nanas queen hanya sekali panen.
c.         Hasil
Hasil buah nanas dijual dipasaran tetapi belum bisa tembus dipasaran internasional.
Perkebunan nanas milik salah satu warga yang tergabung dalam kelompok tani nanas puspa jagad.

5. Edukasi Sapi Perah
Masyarakat Desa Semen sebagian besar memilih untuk beternak sapi. Jenis sapi yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat adalah FH dan Limosin. Sapi jenis FH merupakan sapi khusus perah, sedangkan limosin yaitu sapi khusus pedaging. Namun, masyarakat Desa lebih banyak memilih sapi jenis FH yaitu sapi khusus perah.

Alasan masyarakat lebih memilih usaha sapi perah:
1.        Letak daratan sekitar 750 dpl yang sangat cocok untuk hidup sapi perah.
2.        Tersedianya penghijauan, yaitu rerumputan yang sangat baik untuk pakan ternak.
3.        Setiap hari menghasilkan susu, sehingga perputaran uang lancar dan cepat.
4.        Nilai tawar yang dihasilkan lebih tinggi dibanding sapi jenis pedaging.
5.        Harga pakan yang relatif murah sehingga terjangkau oleh warga.

Perawatan dalam beternak sapi perah juga relatif cukup mudah, yaitu dengan memperhatikan asupan gizi yang tergantung dengan berat badan dan sesuai dengan kebutuhan hidup sapi itu sendiri (sekitar 10% dari berat badan). Selain asupan gizi, kandang dan kesehatan sapi juga harus diperhatikan. Kandang harus dibersihkan setiap hari sebelum memerah susu. Sedangkan sapinya sendiri, dimandikan juga setiap hari sebelum memerah susunya pula. Selain itu, juga harus memperhatikan masa kawin suntik (untuk sapi perah betina) yaitu setiap 65 hari setelah melahirkan.
Pada sapi, masa menyusui induknya selama 3 – 4 bulan. Selanjutnya, sapi dapat langsung makan rumput tanpa menyusui induknya lagi.  Usia pertama dikawin suntik yaitu pada 1,5 – 2 tahun. Masa buntingnya selama 9 bulan. Setelah melahirkan pertama kali, sapi baru produksi susu untuk pertama kalinya pula. 65 hari setelah melahirkan, sapi perah betina minta kawin lagi (suntik IB). 

Potensi ternak Sapi
Produksi yang dihasilkan oleh sapi khusus pedaging hanya dagingnya saja. Sapi pedaging usia 2 bulan mencapai hingga 7,5 juta dan dijual untuk penggemukan dan pembesaran. Bila sapi pedaging usia 1,5 tahun dan biasanya dijual tergantung kebutuhan seperti kurban atau acara lain dengan postur tubuh sapi besar mencapai harga 25 – 40 juta. Nilai investasi sapi jenis ini sangat tinggi, namun perputaran uangnya yang sangat lamban.
Sedangkan produksi yang dihasilkan oleh sapi khusus perah adalah susunya itu sendiri dan anakanya. Rata-rata susu yang dihasilkan sebanyak 11 liter perhari setiap satu ekor sapi. Di desa Semen memiliki sekitar 5 ton sapi perah, rata-rata memiliki 4 – 5 ekor sapi perah perkeluarga.  Nilai investasi sapi perah tidak terlalu tinggi, namun warga setiap hari menghasilkan pendapatan dari susunya sehingga perputaran uang lebih cepat dibanding sapi pedaging.

6. Edukasi Kambing
Jenis kambing yang dibudidayakan warga Desa Semen antara lain jenis lokal, etawa, senggowo, PE, Gibas dan Samin. Semua jenis kambing yang utamakan dan dikembangkan dari anggota kelompok jika tidak mencukupi, maka mengambil dari luar. Jika masih mencukupi, maka tidak perlu mengambil dari luar.
Perawatan relatif mudah seperti beternak hewan lain. Dari pola makanan harus tercukupi, jenis tanamannya. Kebutuhan nutrisi setiap jenis kambing tidak sama. Pada kambing jenis gibas itu paling mudah dalam perawatannya. Proses penggemukan pada kambing pejantan dan betina juga berbeda. Ini dikarenakan kambing betina memiliki kebutuhan birahi yaitu masa kawin. Selain pola makanan, kandangnya sendiri harus dibersihkan rutin setiap hari pada sore hari untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.
Anakan kambing akan menyusui terus hingga usia 80 hari, masa sapih sekitar 3 bulan lamanya. Usia kambing pertama kali kawin sekitar umur 1 tahun. Sedangkan masa bunting selama 6 bulan, jadi dalam 1 tahun kambing mengalami bunting sebanyak 2x.   Setelah melahirkan, pada jarak 40 hari kambing mulai merasakan reaksi birahi dan harus dikawinkan lagi.

Salah satu peternakan kambing “Mendho Aji” Puspa Jagad

Potensi ternak kambing
Pada kambing jenis Etawa dan PE dapat diambil susunya, namun yang menampung hanya di desa sebelah, di Desa Semen masih belum ada penampungan susu kambing dan kemasan susunya. Biasanya kambing pejantan muda yang dicari untuk dikonsumsi dijadikan menu makanan hajatan. Postur  tubuh kambing yang banyak diminati oleh konsumen yaitu yang berbadan besar dan gemuk. Kambing jenis betina khusunya diternakkan dan ada pula yang dijual sesuai dengan kebutuhan pembeli. Selain diambil susu, daging  dan anaknnya, kambing di desa Semen juga dapat diambil kotorannya. Kotoran kambing agar tidak dibuang percuma, oleh warga dimanfaatkan sebagai pupuk. Harga kotorannya setiap 1 karung sekitar 20 – 30 kg mencapai 5ribu rupiah. Sedangkan kulitnya tidak dijual karena warga hanya menjual barang hidup.

7. Edukasi Lele
Kelompok budidaya lele ini di bawah pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan secara langsung. Pemilihan bibit dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ada banyak jenis bibit yang ada dan pernah digunakan di warga Desa Semen, seperti bibit dari daerah Talun, Selorejo dan Gandusari. Namun, jenis bibit ini tidak digunakan lagi karena tumbuhnya yang relatif lama yaitu sekitar 3 bulan yang bisa mengakibatkan kerugian. Sekarang bibit yang digunakan saat ini adalah bibit jenis Sangkuriang dan Paiton. Dari kedua bibit tersebut, bibit yang lebih menjual yakni bibit jenis Sangkuriang.  Bibit ini sangat cocok sekali hidup dan berkembang di daerah Desa Semen karena memiliki suhu air relatif dingin dan ph air tercukupi serta memiliki cuaca yang stabil. Bibit ikan lele memiliki suatu standart sendiri (ukur). Bibit yang digunakan yaitu pada jenis ukur 4 dan 5.
Salah satu anggota pembudidayaan ikan lele “Aneka” Puspa Jagad

Untuk perawatan yang dilakukan pada budidaya lele, penyediaan air minimal 2 minggu didiamkan pada kolam yang disediakan sebelum penebaran benih dilakukan. Kolam setiap 1 m2, diisi benih ikan lele sebanyak 250 ekor. Untuk ukuran kolam yang disediakan sebesar 4x6 m digunakan untuk pembesaran setelah adanya seleksi setelah 1 bulan pembesaran. Pakan yang diberikan pertama kali berjenis PF 1000, 3 minggu kemudian diberikan pakan 781-1 lalu diberikan pakan 781-2. Setelah itu, ikan lele siap dipanen. Pengobatan untuk ikan lele diberikan vitamin, daun pepaya, pepaya atau ayam mati yang sudah dibakar. Pemeliharaan yang utama tergantung pada cara memberi pakan, air dan cuaca. Apabila air pada kolam berkurang 1 meter, maka diisi lagi dan dilakukan bertahap setiap 2 minggu sekali.
 Hasil dari pembudidayaan ikan lele dari penebaran benih hingga siap panen membutuhkan waktu selama 2 bulan 3 minggu. Bila panen mencapai 1 ton, hasilnya akan dikirim ke daerah lain seperti Surabaya, malang dan daerah lainnya. Namun, pada akhir-akhir ini, hasil dijual pada pedagang lokal saja. Hasil dari penjualan ikan lele nantinya sebagian menjadi kas kelompok pembudidayaan ikan lele dan sebagian menjadi hak anggota.

8. Edukasi Kesenian Kuda Lumping
Di Desa Semen mempunyai 5 kelompok kenenian kuda lumping. Tiap kelompok memiliki nama tersendiri, yakni:
1.   Kesenian Kuda Lumping “Muaji Group” yang diketuai oleh Bapak Muaji.
2.   Kesenian Kuda Lumping “Trisangga Nirwana” yang diketuai oleh Bapak Santoso.
3.   Kesenian Kuda Lumping “Nungkir Kudho Mudho” yang diketuai oleh Bapak Ketiyoso.
4.   Kesenian Kuda Lumping “Turonggo Budoyo” yang diketuai oleh Bapak Misitam.
5.   Kesenian Kuda Lumping “Taruna Sakti” yang diketuai oleh Bapak Slamet.

Kesenian Kuda Lumping yang dimiliki oleh Desa Semen khususnya di wilayah jalan Nanas yaitu kesenian Kuda Lumping “Turonggo Mudho”. 
Dalam kesenian kuda lumping ini, alat musik yang digunakan berupa gamelan lengkap (karawitan) meliputi: Gendang, gong, bonang (babok), bonang merus, demung, saron, peking, lengkap pelok slendro.
Alat musik yang digunakan pada Kesenian Kuda Lumping

Tarian kuda lumping putra dan putri menggambarkan peperangan dan pewayangan. Tarian kuda lumping biasanya dimainkan pada peringatan 17 Agustus, 1 Suro, bersih desa, dan hajatan.
Para pemain menaiki sebuah kuda yang mempunyai arti bahwa pada jaman dahulu menggunakan kuda sebagai tunggangan dalam peperangan.

9. Edukasi Budaya Langen Beksan
Masyarakat desa Semen sangat menjunjung tinggi nilai kesenian, khususnya kesenian Jawa. Kesenian yang ada dan berkembang di desa Semen salah satunya adalah kesenian Langen Beksan. Kesenian Langen Beksan yaitu suatu kesenian Jawa asli yang berirama Campursari dengan diiringi alat musik seperti gamelan, dll. Kesenian ini dikembangkan untuk kalangan orang tua. Di dalam kesenian ini, sinden, penari, pemain alat musik semua dimainkan oleh para orang tua. Kesenian ini merupakan kesenian Tayup, namun pada kesenian langen beksan bebas dari alkohol yang merupakan suatu hal biasa pada kesenian Tayup. Kesenian ini diketuai oleh Pak Ketiyoso. Jadwal latihan kesenian ini pada hari Jum’at malam.


Alat musik yang digunakan adalah gamelan lengkap dan dimainkan oleh para orang tua.
Tim KKN Universitas Brawijaya mencoba ikut menari bersama anggota kesenian langen beksan.

10. Edukasi Pusaka Warisan Jawa
Desa Semen merupakan salah satu desa yang sangat menjunjung tinggi sebuah kebudayaan. Ini terlihat dari banyaknya kesenian dan kebudayaan yang dimiliki. Salah satunya warga yang memang hobi mengkoleksi warisan Jawa, yaitu beberapa macam keris.
Berikut merupakan beberapa informasi mengenai keris. Dalam sebelih keris terdapat:
Teknologi
Zaman dahulu bentuk dari keris itu hanya lurus. Bahan yang digunakan untuk pembuatan sebilah keris merupakan campuran dari logam, yaitu besi, baja dan pamor. Dari bahan yang digunakan, terlihat suatu teknologi yang digunakan oleh para Mpu.
Falsafah
Setiap keris memiliki arti dan sejarah tersendiri berdasarkan bentuk, model, bahan yang digunakan dan motif. Model dari tiap keris tergantung pada jamannya. Pada era Singosari, muncul suatu ilmu yaitu ilmu “Tangguh” yang digunakan untuk menjadi pathokan pembuatan sebilah keris dimulai dari model, bentuk, bahan dan motifnya. Macam-macam keris dilihat dari bentuknya:
1.        Jalak
Merupakan keris yang berbentuk lurus. Terdapat kira-kira 40 jenis keris berjenis lurus.Nama jalak diambil dari burung jalak yang memiliki simbol lincah, pekerja keras dan biasanya para pemuda yang memilikinya pada jaman dahulu.
2.        Kebolajer
Keris jenis lurus ini biasanya dimiliki oleh para petani jaman dahulu. Terlihat dari namanya, kebo merupakan pegangan petani dan lajer yang berarti lurus (pakem).
3.        Lok
Keris dengan jenis lok mempunyai bentuk berkelok-kelok, jumlah kelokan selalu ganjil. Tidak ada jenis keris lok yang berkelok dengan jumlah ganjil.
·           Keris berjenis lok satu diberi nama uriping damar (damar urup) sangat langka keberadaannya. Kolektor Desa Semen memilikinya dan menurut cerita, keris tersebut dahulunya merupakan keris milik Pangeran Anusopati.
·           Keris berjenis lok tiga atau yang disebut jangkung mempunyai arti perlindungan dan pengharapan.
·           Keris berjenis lok lima disebut pendowo yang artinya bersifat baik.
·           Keris lok tujuh disebut panimbal.
·           Keris berjenis lok sembilan disebut sempono
·           Keris berjenis lok sebelas disebut sabuk inten.
·           Keris berjenis lok tiga belas disebut sangkelat. Keris berjenis lok, maksimal hingga lok tiga puluh lima yaitu keris Bali.

Koleksi keris yang dimiliki oleh salah satu warga Desa Semen

4.      Tombak
Keris bentuk ini sangat sederhana tidak seperti keris jenis lainnya. Tombak memiliki nilai seni yang sedikit dan berasal dari Era Jenggala.
Keris berjenis tombak ini juga dimiliki oleh kolektor yang dijuluki Mpu oleh warga sekitar.

Hampir semua jenis keris ujungnya miring/condong ke depan. Bentuk ujung yang seperti itu terdapat maksut tersendiri dari sang Mpu. Semua Mpu berharap yang memegang dan memiliki sebilah keris harus rendah hati, tidak diperbudak oleh angkara murka.Perawatan untuk keris cukup mudah, hanya menggunakan air kelapa muda yang difermentasi. Perawatan ini dimaksut untuk menghindari korosi pada bilah keris.

11. Edukasi Pembuatan Penjor
Dari kata penjor sendiri mempunyai arti pring selonjor (bambu yang berjajar).Penjor merupakan janur-janur yang dibuat seperti gunung.Terbuat dua macam jenis penjor, yaitu penjor sesaji dan penjor simbolis (pepenjoran).
Penjor sesaji biasanya digunakan untuk kegiatan umat Hindu di desa Semen.Penjor berisi sesaji yang khusus ditaruh di tempat yang digunakan untuk kegiatan umat Hindu.Sedangkan penjor simbolis biasanya digunakan pada tempat yang mempunyai suatu kegiatan seperti pernikahan, dll.

12. Edukasi Proses Pembuatan Gula Jawa
Banyak potensi yang dimiliki oleh Desa Semen, salah satunya perkebunan kelapa. Masyarakat Desa Semen memanfaatkan buah kelapa ini untuk diolah menjadi gula jawa. Berikut proses pembuatan gula jawa:
a.      Mengambil air ( legen) dari pohon kelapa. Jumlah pohon ada 20 buah.
b.   Pengambilan air dilakukan dengan cara menaruh pada tempat (dari bambu), diletakkan pada pohon dan ditinggal seharian. Kemudian esoknya diambil dan diganti  dengan tempat yang kosong sehingga tiap hari bisa dipanen.
c.  Setelah didapatkan bahan baku berupa air legen, air tersebut diolah dengan proses pemasakan.
d.      Pemasakan dilakukan secara tradisional yakni menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu.
e.       Proses pemasakan dilakukan kira-kira selama 4jam
f.       Pada proses pemasakan, warna air legen yang pada mulanya bewarna putih mulai berubah warna menjadi coklat. Hal ini menunjukkan adanya proses karamelisasi.
g.   Selain itu saat proses pemanasan dilakukan, muncul buih putih yang diakibatkan karena mendidih. Untuk mengatasi hal ini, diberikan parutan dari kelapa yang bisa menurunkan buih tersebut.
h.   Setelah Dipanaskan selama 4jam, hasil air legen itu berubah menjadi warna kecoklatan dengan tekstur seperti gulali.
i.        Adonan gula jawa diangkat dan dipindahkan ke wajan besar.
j.      Pada wajan besar tersebut , adonan diaduk secara merata dan diberikan sedikit gula pasir untuk membantu proses pemadatan gula jawa. selain itu gula juga merupakan pengawet alami.
k.  Setelah dianggap cukup proses Pengadukannya, Proses dilanjutkan dengan proses pencetakan gula jawa.
l.        Proses pencetakan ini dibantu dengan menggunakan alat yang berbahan dari batok kelapa. Bentuk dari batok kelapa ini setengah lingkaran.
m.    Hasil adonan dipindahkan ke tempat batok kelapa tersebut kemudian diletakkan rapi di kayu wadah batok dan didiamkan hingga adonan dingin.
n.      Setelah dingin, hasil dikeluarkan dari batok kelapa

o.      Gula jawa sudah jadi. 
Gula Jawa