Terdapat beberapa wisata alam di Desa Semen, di antaranya:
1. Gathering dan Fun Game
Salah satu bentuk gathering dan fun game Desa Semen adalah
permainan outbound. Di desa ini, outbound dibagi menjadi dua yaitu outbound
permanen dan outbond alam. Pada outbound permanen, permainan yang ditawarkan
adalah sejenis permainan outbond biasa seperti flyingfox, dll. Tempat outbond
berada di lapangan desa di Jalan Nanas yang dikelilingi oleh perkebunan warga.
Lapangan tersebut juga dapat digunakan untuk camping dan pada malam harinya
dapat digunakan sebagai tempat api unggun. Fasilitas yang diperoleh berupa
instruktur outbond, pemandu wisata, peralatan lengkap outbond, snack, makan
siang, minuman serta note.
Lokasi
Outbond permanen terletak di sekitar perkebunan warga
Beberapa
macam permainan dalam outbond permanen seperti flying fox, dll.
Setelah menikmati outbond permanen, dapat lagsung menikmati outbond alam
yang lebih menantang dan ekstrim. Sebelum menuju tempat outbond alam, kita
harus melewati beberapa pemandangan yang memukau dengan melakukan soft hacking.
Track hacking melewati perkebunan teh yang luas, beberapa perkebunan warga,
dilanjutkan menyusuri sungai-sungai yang memiliki pemandangan yang indah
kemudian sampai pada outbond alam. Panjang track hacking kira-kira sejauh 3,5
km.
Pada outbond alam, kita dimanjakan dengan pemandangan alam berupa sungai,
pohon-pohon yang sangat indah. Permainan yang ditawarkan meliputi flyingfox
ekstrim, highgroof dan wallclimb. Permainannya sangat menantang dan dapat
digunakan sebagia pelatihan militer.
2. Wisata Alam Coban Wilis
Air Terjun Coban Wilis terletak dihulu Kali Semut di
kawasan gunung Kelud. Air Terjun ini terdiri dari tiga rangkaian, Air
terjun ketiga (air terjun utama) tingginya kurang lebih 100 meter terletak di
hilir dari air terjun pertama dan kedua, air terjun ke dua yang paling kecil,
sementara air terjun yang pertama lebih menarik karena bertingkat, sayang untuk
sampai disana belum ada jalurnya kecuali mau menyusuri lewat sungai yang masih
sulit medannya.
Menurut warga setempat, yang pertama kali menemukan
jalur akses adanya air terjun tersebut adalah Pak Kastoro warga Desa Semen
Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar.
Untuk mencapai air terjun tersebut dapat dilakukan
dengan menyusuri Kali Semut dari hilir yang memakan banyak waktu dan tenaga.
Alternatif lain adalah melalui jalur darat yaitu dari Kota Wlingi kearah utara
sampai masuk Desa Semen. Selanjutnya dari pertigaan sebelah utara kantor
Desa Semen ambil jalur yang ke kiri melewati Jl. Nanas. Setelah berjalan
sekitar 1 Km akan ditemui pertigaan lagi, ambil jalur ke kiri. Disepanjang
jalan ini, jalannya cukup sempit dan berliku namun masih bisa dilalui mobil dan
kendaraan bermotor. Ikuti terus jalan berliku itu sampai menemukan jembatan
yang mana sebelum dan sesudah jembatan terdapat perkampungan Aceh.
Berhubung jalannya masih berbahaya untuk kendaraan
beroda empat, sebaiknya menggunakan sepeda motor saja. Setelah menemukan
jembatan kecil, terus saja ikuti jalan tersebut sampai bertigaan kecil, yang
mana bila kekanan akan menuju rumah Pak Bedjo Oetomo yang merupakan rumah
paling tepi dan satu-satunya warga yang bermukim disitu. Di rumah Pak Bedjo ini
dapat menitipkan kendaraan bermotor. Untuk sepeda motor masih bisa naik sampai
patok Wesi (tiang besi), namun bila ragu sepeda motor bisa juga dititipkan di
rumah Pak Bedjo tadi.
Dari rumah pak Bedjo ke patok Wesi (istilah
yang gunakan warga untuk menamakan tempat atau daerah yang memang terdapat
tiang besinya) ditempuh dengan sepeda motor kurang lebih selama setengah
jam. Namun saat ini tiang tersebut sudah raib di cabut oleh orang dan
diganti dengan tiang dari kayu. Jalan menuju patok Wesi cukup berliku dan
menanjak sehingga harus hati-hati. Selanjutnya, jalan hanya bisa ditempuh
dengan jalan kaki berupa jalan setapak.
Kemudian, ikuti terus
jalan setapak yang kira-kira 6-7 Km jauhnya yang ditempuh kurang lebih selama 2
jam dengan naik turun 5 bukit. Sampai di bukit ke lima atau terakhir,
jalan setapak akan menurun, dan itu sudah sangat dekat dengan air terjun,
sebenarnya pada bukit ke tiga, bunyi atau suara air terjun sudah terdengar.
Hanya saja suara itu adalah suara dari air terjun yang pertama, perlu diketahui
juga bahwa disana terdapat 3 air terjun, namun ujung jalan setapak yang kita
lalui justru berakhir pada air terjun yang ke tiga atau terakhir, boleh
dibilang itu adalah air terjun utama.

3. Wisata Alam Air Terjun Kucur Watu
Lokasi air terjun ini hanya berjarak 500 meter
dari pemukiman terakhir di Dusun Dewi, Desa Semen, Gandusari, Blitar. Kira-kira
60 persen kondisi jalannya masih memadai, sisanya tinggal melewati lereng curam
yang dipenuhi vegetasi lebat.
Jalan setapak yang dilalui untuk dapat sampai di
air terjun Kucur Watu.
Sebelum sampai di air terjun, dalam perjalanan
diberikan beberapa arca untuk kegiatan umat Hindu dan bekas pondok umat Hindu.
Arca-arca yang digunakan untuk ritual agama
Hindu.
4. Wisata Alam Air Terjun Lawean
Air terjun ini berlokasi di Dusun Parang, Desa
Semen. Kira-kira hampir 2 km dari Kantor Desa Semen. Kondisi jalan yang
ditempuh hampir setengah jam menggunakan kendaraan bermotor. Setelah memarkir
kendaraan di pinggir jalan, terdengar deburan air terjun yang cukup keras.
Ternyata letak air terjun dari pinggir jalan tidak jauh, sekitar 50 meter saja.
Keindahan yang dimiliki Air Terjun Lawean.
Air terjunnya terbagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama yang pertama kali terlihat terdapat tiga aliran air dengan debit yang
tidak deras namun sunggah indah. Bagian kedua lebih deras namun hanya satu
aliran. Tinggi air terjun ini kurang lebih 25 meter. Terlihat sumber aliran
airnya keluar di antara batu-batu yang tersusun sangat rapi, ini membuat
keindahan alamnya sangat memukau.